Burung Beo (Graculla religiosa robusta), bahasa simeuluenya tiung atau burung beo di klaim sebagai burung yang hanya ada di pulau Nias,
sementara di simeulue sangat marak terjadi perburuan beo ini. tetapi tetap saja beo ini namanya beo nias walaupun burung ini harta alam yang sangat berharga di simeulue, Saya Mengajak Mahasiswa Simeulue Untuk Melestarikan, Menjaga serta Mempopulerkan Tiung Simeulue.
jangan sampai harta alam kita di klaim sepihak......
sementara di simeulue sangat marak terjadi perburuan beo ini. tetapi tetap saja beo ini namanya beo nias walaupun burung ini harta alam yang sangat berharga di simeulue, Saya Mengajak Mahasiswa Simeulue Untuk Melestarikan, Menjaga serta Mempopulerkan Tiung Simeulue.
jangan sampai harta alam kita di klaim sepihak......
Beo nias merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para penggemar burung beo lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia. Sayang, beo nias yang endemik Sumatera Utara ini semakin hari semakin langka.
Beo Nias ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Sumatera Utara. Burung populasinya lebih banyak terdapat di dalam sangkar ketimbang di alam bebas padahal burung endemik yang langka ini termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931, Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970, Undang-undang No. 5 Tahun 1990, dan Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Subspesies beo yang mempunyai nama latin Gracula religiosa robusta ini sering disebut juga sebagai Ciong atau Tiong. Dalam bahasa Inggris, burung endemik ini biasa disebut Common Hill Myna.